Entah berapa ribu huruf yang ku keluarkan semalam, berbincang dengannya tanpa ada tanda seru yang menghentikan. Segala rangkaian huruf-huruf tersebut membentuk sebuah naskah yang sangat elok. Curahan hati yang lama berdiam akhirnya ia ketahui. Di tengah malam, di bawah separo rembulan berlamur langit hitam kami menikmati kerasnya bangku coklat panjang. Tak terasa bulir mengalir dari kelopak melewati kacamatanya dan menyentuh kedua pipi halusnya. Tak kuasa jemari membendung aliran air mata yang seolah belum ketemu di mana ujungnya.
Ketakutan terus menyelubungi ketika naskah sudah di tangannya.
Tq. Inspirasiku
Ketakutan terus menyelubungi ketika naskah sudah di tangannya.
Tq. Inspirasiku
Komentar
Posting Komentar