Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2013

To be Continued . . . .

Lampu warna-warni terus memenuhi teropong kehidupan baruku, titik-titik cahaya tak satu pun rela untuk menghindar. Mereka setia menemani sebuah pencarian secercah kebahagiaan, mereka gembira memberi penerangan pada serpihan rasa. Ironis dengan apa yang kualami, miris dengan apa yang telah terjadi. Menengok ke BELAKANG, kesengsaraan hati yang terpampang pada kanvas kehidupanku. Menengok ke SAMPING , kekecewaan orang-orang terkasih tercecer mengotori lukisan perjalananku. Banyak yang menampar bahkan memukul mata pikiran, "jangan buta!!!" Setiap menit, setiap jam, dentungan perhatian mereka menyelimuti hatiku. Hanya sebuah kata yang sebenarnya mereka inginkan, "ketegasan!" Tak ayal, secara tak sadar, "menikam dari belakang," kata-kata itu menerobos masuk ke dalam gendang telingaku. Ternyata, kepuasan sama sekali belum menyapa mereka. Dirasa memukul belumlah cukup, mereka menghentikan nafas kebingunganku, mereka memutilasi keraguanku, melempar ke peka

Mereka

Pagi nan bercahaya, Semangat semakin membara, mereka, anak-anak bangsa yang tak kalah mempesona. Keterbatasan yang mereka alami tak sedikit pun mengurungkan kakinya menuju sekolah. Guru, sebagai sosok yang mereka elu-elu kan pun, harus mampu menjaga semburat semangat mereka. Orang tua tak lagi peduli akan nasib mereka. Ya, kemana lagi kalau bukan kepada kita, mereka merintih, mereka berharap, berharap perhatian lebih yang mereka peroleh. Karena, Aku yakin, perhatian lebih dan kelembutan, mampu mengubah mereka.

Semalam Bersama Hujan Menuju Kawah Bromo

Hujan malam itu turun tanpa ampun.... Perjalanan yang luar biasa kami telah lalui, diiringi suara geledek yang menggetarkan bola bumi, guyuran air dari hitamnya langit membanjiri jalan yang kami lewati. Dingin terus mencoba menembus jas hujan yang kami kenakan, dingin itu ingin memeluk kulit kami dan mematahkan tulang belulang kami. Lingkaran waktu kami habiskan di jalan, dengan dingin yang mancabik-cabik diri mencoba mengendorkan semangat kami. Laju roda mulai terhambat oleh kali-kali dan selokan-selokan yang meluber menenggelamkan seluruh bagian tubuh jalan. Belum lagi tikungan-tikungan lengkap dengan pekatnya kabut dan menggigilnya udara membuat kami semakin membeku. Tidak ada kata yang terlontar, belum ada senyum yang mengembang, semua masih terbisu oleh bekunya udara yang menerpah tubuh kami. Surabaya – Sidoarjo – Pasuruan – Bromo, hujan terus mengguyur kami. Lelahnya perjalanan sama sekali tak tergambar dari setetes peluh kami, karena peluh kami benar-benar ikut m

Mencairkan Bekunya Hati

Selamat pagi. . . :) Senyum mengembang menyahut sapaan dari seorang gadis Solo, semangat terpancar dari bola mata melawan cerahnya mentari. Berjalan membelakangi terbitnya cahaya pagi membuat tulang belakangku memberontak tak karuan, seolah ingin melepaskan daging-daging yang menempel seperti benalu. Pori-pori bajuku memberi jalan bagi sinar mentari masuk menyentuh kulitku, menghangatkan dinginya pagi, mencairkan bekunya hati. Membelokkan langkah kaki ke sebuah lorong jalan, pikiran memberontak, keringat mengucur membasahi sekujur tubuh. Kaki berat untuk melangkah lagi, mata enggan untuk terus membuka menyambut cahaya yang masuk untuk menerangi mata kaki. Lisan tak jua mampu bersuara sementara peluh terus mengalir membasahi bulu-bulu mata. Aku tak tahu juga jalan apa yang sekarang ku lalui, yang ku ingat hanyalah sekarang aku sedang berperang dengan kemalasan, berjuang mengembalikan semangat. Kembali berkeliling di gendang telinga sapaan gadis tadi, seperti kerinduan kapada menta

Refreshing

Akhir workshop sudah di depan mata, tumpukkan kebosanan ini sudah waktunya ditumpahkan. Refreshing, kata itu yang terus menari-nari di dalam kelasku. Ya....memang sangat wajar, sejak awal maret hingga bulan ini kami tak henti-henti duduk menghadap laptop kami masing-masing. Inovasi-inovasi proses pembelajaran selalu dituntut muncul di tiap materi. Angin meniup kencang membuka seragam putih hitam yang kami kenakan, ingin segera terjun ke kolam renang ataukah menajamkan adrenalin dengan  rafting. Ya...kami sudah sangat rindu dengan "move" dan "fun", hanya itu yang mampu mengelupaskan kebosanan ini. Tidak mungkin juga kami harus memikul kebosanan untuk bertemu anak-anak luar biasa metropolitan Juli kelak. Bisa-bisa kami jadi kambing congek di hadapan mereka, "anak metropolitan, bro," seru seorang teman sambil menikmati rokok. "Tunggu aja panggilan Om...hehehe." "Atau juga Mas," timpal teman-teman sambil asyik berirama dengan para musi

Menulis #2

Delapan semester telah ku rampungkan di lapangan Hocky, Softball, Sepakbola, Bolavoli, Bolabasket , Bulu Tangkis, Tenis dan di gedung berlantai tiga jurusan pendidikan olahraga FIK UNESA. Mengenakan baju Toga yang sangat gagah a ku keluar dengan title S-1 di dada ku . Sebuah gelar hasil perjuangan Mak Bapak. A ku pun belum tahu yang namanya menulis, apalagi menulis indah, terakhir yang menjadi kesibukan ku ya, menulis Skripsi, itu pun karena kewajiban...hehehe. Sebuah potongan cerpen di bawah ini semoga bisa menjawab...... Kapan hobiku menulis muncul lagi dan semakin bersemangat...??? Dia yang mampu membuat ku merasa nyaman, dia yang mampu membuat ku merasakan tunas-tunas cinta bersemi , dia yang mampu membuat ku tersenyum. Meskipun tak jarang aku selalu menepis dugaan orang-orang terhadap kedekatan kami, tapi ada rasa senang yang membuncah di balik itu. Tak hanya menimbulkan harap, tapi juga keny ataan. Hari sabtu, ketika terik melegamkan kulitku. Aku terbangun