Langsung ke konten utama

To be Continued . . . .

Lampu warna-warni terus memenuhi teropong kehidupan baruku, titik-titik cahaya tak satu pun rela untuk menghindar. Mereka setia menemani sebuah pencarian secercah kebahagiaan, mereka gembira memberi penerangan pada serpihan rasa. Ironis dengan apa yang kualami, miris dengan apa yang telah terjadi.

Menengok ke BELAKANG, kesengsaraan hati yang terpampang pada kanvas kehidupanku. Menengok ke SAMPING, kekecewaan orang-orang terkasih tercecer mengotori lukisan perjalananku.

Banyak yang menampar bahkan memukul mata pikiran, "jangan buta!!!"
Setiap menit, setiap jam, dentungan perhatian mereka menyelimuti hatiku. Hanya sebuah kata yang sebenarnya mereka inginkan, "ketegasan!"
Tak ayal, secara tak sadar, "menikam dari belakang," kata-kata itu menerobos masuk ke dalam gendang telingaku.

Ternyata, kepuasan sama sekali belum menyapa mereka. Dirasa memukul belumlah cukup, mereka menghentikan nafas kebingunganku, mereka memutilasi keraguanku, melempar ke pekatnya kali dan bermuara di jernihnya samudera.

Aku, Aku sudah cukup merasakan kekecewaan mereka. Aku sudah cukup melenyapkan harapan mereka.

"New Life," dua kata asing ini yang sekarang kudengungkan. Kebahagiaan pasti datang, karena lubang retinaku sangat yakin dengan sinarnya yang sudah menyemburat di lorong DEPAN itu.

Hidup baru membangkitkan semangatku yang sekian lama bertapa di lubang batu penuh kegelapan. Hidup baru melecutkan langkah-langkah ambisiku yang sempat tersendat.

Kan kubahagiakan mereka lagi....

# 20  07 --- 20  13

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mentolerir Rindu

Usai lama sudah Bagaimana nyummu punya kabar? Nyungga sedang pi ambil potongan-potongan kenangan Usai lama sudah Rumah tak lagi tersentuh pena Usai lama sudah Nyungga tak lagi mendengar nyummu punya suara Usai lama sudah Air panas tak membelai lidahku Usai lama sudah Pinang Sirih tak meraba bibirku Usai lama sudah 13 Des 2018 To: Kakek Nenek - Tanaraing - Rindi - Sumba Timur - NTT

B A N D U S A

Untukmu Bandusa Rambut gondrongmu sudah pendek Begitupun warnanya, pun sudah hitam  Gincumu sudah tak nampak, entah kemana  Begitupun eye shadow dan blas on Bebatuan emas juga tak bergelantungan di tubuhmu Kamu juga sudah mulai bisa berbaris, meski tidak rapi Sepatu pun sudah tak lagi tersimpan bersama ternakmu Lingkaran perjudianmu juga sudah tak lagi menyapa Kau ganti dengan permainan tradisional penuh tawa Meski, seragammu tak layak, tetapi semangat kakimu meninggalkan waktu tanam dan ngarit perlu diacungi jempol Teruslah datang setiap hari ke sekolah, Nak! Penuhi tawamu, penuhi bahasamu Bukan materi bertema-tema yang ingin kujejalkan, tetapi mari bersama belajar beretika yang kurang kau dapatkan