Hujan malam itu turun
tanpa ampun....
Perjalanan yang luar
biasa kami telah lalui, diiringi suara geledek yang menggetarkan bola bumi,
guyuran air dari hitamnya langit membanjiri jalan yang kami lewati. Dingin
terus mencoba menembus jas hujan yang kami kenakan, dingin itu ingin memeluk
kulit kami dan mematahkan tulang belulang kami.Lingkaran waktu kami habiskan di jalan, dengan dingin yang mancabik-cabik diri mencoba mengendorkan semangat kami. Laju roda mulai terhambat oleh kali-kali dan selokan-selokan yang meluber menenggelamkan seluruh bagian tubuh jalan.
Belum lagi
tikungan-tikungan lengkap dengan pekatnya kabut dan menggigilnya udara membuat
kami semakin membeku. Tidak ada kata yang terlontar, belum ada senyum yang
mengembang, semua masih terbisu oleh bekunya udara yang menerpah tubuh kami.
Surabaya – Sidoarjo – Pasuruan – Bromo, hujan
terus mengguyur kami.
Lelahnya perjalanan
sama sekali tak tergambar dari setetes peluh kami, karena peluh kami
benar-benar ikut membeku. Tapi beruntung, semangat kami tak pernah membeku,
selalu panas untuk mencairkan bekunya udara hari itu.
Setahun di Sumba belum ada artinya dibandingkan semalam menuju Kawah Bromo ^_^
Komentar
Posting Komentar