Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2013

Pendidikan Luar Kelas (SD Kelas II)

Apa saja kegiatanmu sehari-hari? Berangkat ke sekolah, berkunjung ke rumah teman, pergi ke warung, dan lain-lain. Agar perjalananmu selamat sampai tujuan, kamu haruslah hati-hati. Misalnya saja dengan berjalan kaki di sebelah kiri. Menaiki sepeda atau kendaraan jangan terlalu tengah. Apabila kamu bersepeda terlalu tengah akan mengganggu pengendara yang lain, ini bisa menyebabkan tabrakan. Karena itu, apabila bepergian berhati-hatilah dan perhatikan keselamatanmu,sehingga tidak terjadi kecelakaan. Saat kamu berangkat ke sekolah kamu harus berjalan di sebelah kiri jalan. Kamu juga harus menyeberang pada  zebra cross  atau jembatan penyeberangan. Semua aturan itu membiasakan kamu untuk belajar berdisiplin. Kebiasaan disiplin akan membuatmu lebih tertib. Pendidikan Luar Kelas merupakan salah satu bagian dari tujuh ruang lingkup Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan. Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan untuk mengenal lingkungan sekitar sekolah sangatl

Menulis

Kapan aku suka menulis????? Ha..ha..ha..ha. Pertanyaan yang tiba-tiba muncul ketika aku menyelesaikan ibadah maghrib. Aku sendiri pun sedikit kurang percaya diri dengan hobiku yang mampu membelokkan bahkan memutar balikkan impian-impianku. Aku seorang lulusan Pendidikan Jasmani, lebih keren di telinga banyak orang, "aku hanyalah seorang guru olahraga" :) Jika aku ingat-ingat, sebenarnya aku suka menulis sejak awal aku duduk di bangku SMA, ya...tepatnya sejak aku merasakan rasa yang menggetarkan dadaku. C.I.N.T.A. kata vokalis band D'Bagindas. Seorang cewek yang dianugerahi tubuh seksi mulai dari ujung kaki hingga ujung rambutnya. Seorang cewek yang sudah ku kenal sejak kedua lubang hidungnya masih basah oleh beleran ingusnya. Di kelas 7F SMP Negeri 1 Maduran, duduk tepat selisih satu bangku dengannya, setiap hari kedua mataku tak henti melirik tepi-tepi kulit wajahnya yang tersisa oleh lembaran kerudung lebarnya. Tak ayu, tak rupawan, tak juga berkulit bening. Tiga

RENANG

PENGENALAN AIR (GERAKAN BERJALAN) 1.       Berjalan Menendangkan Kaki ke Depan Siswa berbaris bersab sambil bergandengan tangan, kemudian setelah mendengar instruksi dari guru (peluit/tepukan tangan) siswa berjalan dengan langkah kaki menendang ke depan, hingga kaki lurus. Begitu seterusnya hingga batas kolam yang telah ditentukan oleh sebelumnya. Misalnya, 5-10 meter. 2.       Berjalan Mengangkat Paha Siswa berbaris bersab dengan bergandengan tangan, setelah mendengar instruksi dari guru, siswa mulai berjalan ke depan sambil mengangkat paha. Begitu seterusnya hingga batas kolam yang telah ditentukan oleh sebelumnya. Misalnya, 5-10 meter. 3.       Berjalan Menendangkan Kaki ke Belakang Siswa berbaris bersab sambil bergandengan tangan, kemudian setelah mendengar instruksi dari guru (peluit/tepukan tangan) siswa berjalan dengan langkah kaki menendang ke belakang, hingga kaki lurus. Begitu seterusnya hingga batas kolam yang telah ditentukan oleh sebelumnya. Misalnya, 5-

Semalam Tadi

Air begitu tenang.... Terduduk menyelonjorkan kedua kaki di tepi danau, tak ada bintang ataupun bulan. Rerumputan liar di tengah danau nampak seperti gunung es di antartika. Jajaran lampu tercermin di ujung danau, rapi mereka berdiri. Jemari mencoba merangkak, mencari seutas senyum yang lama seolah menghilang. Terkadang, bulu kudupun berdiri ketika dingin angin berputar di sekitar telinga. Air itu memang sangat tenang....

Ribuan Huruf

Entah berapa ribu huruf yang ku keluarkan semalam, berbincang dengannya tanpa ada tanda seru yang menghentikan. Segala rangkaian huruf-huruf tersebut membentuk sebuah naskah yang sangat elok. Curahan hati yang lama berdiam akhirnya ia ketahui. Di tengah malam, di bawah separo rembulan berlamur langit hitam kami menikmati kerasnya bangku coklat panjang. Tak terasa bulir mengalir dari kelopak melewati kacamatanya dan menyentuh kedua pipi halusnya. Tak kuasa jemari membendung aliran air mata yang seolah belum ketemu di mana ujungnya. Ketakutan terus menyelubungi ketika naskah sudah di tangannya. Tq. Inspirasiku

Plastik Kasur "I Love U"

Keindahan dikala surya tak mampu menumpahkan senyuman menghiasi kamar asramaku, sejuk merambat dingin. Dalam duduk aku terus menumpahkan senyum, ketika silih berganti status memaksaku untuk mengeja. Semakin banyak tulisan yang kubaca, semakin menambah beban pada kedua kelopakku. Ingin seperti sang surya yang tidur terselimuti hujan.  Itulah status fb ku pagi ini, Sepiring nasi pecel lahap ku sorongkan ke perutku, segelas teh sebagai pelumas bagi tenggorokkanku yang masih penuh dengan aroma Pepsodent. Keluar meninggalkan restorant asrama PGSD, aku berlanjut kembali ke hotel bintang tiga Kluster Belimbing, membuka pintu kamar Belimbing nomor 4 membuatku rindu akan kenyenyakan malam tadi. Memejamkan mata tepat jam 3 pagi membuatku lupa semua hal, alarm hp terlupa maksudnya sama sekali tak kuhiraukan, subuh pun hilang ditelan bantalku. Nastoro, laki-laki Lamongan menemaniku hingga dini. Berdua menyeduh segelas kopi yang kami bagi ke dalam dua gelas kami. Sebungkus tembakau bermerk Sury

Bersama Menyambut Sang Surya, Bersama Menyapa Senja.

Di sini aku duduk, sebuah kursi merah dan meja kayu gagah berdiri di hadapanku menemani hari-hariku sekarang. Ketika pagi mengawali dudukku di kursi ini, tajamnya sinar mentari menembus kaca jendela hingga mengeluarkan bulir-bulir peluh di keningku, dan ketika sang matahari lurus tepat di atas kepala, bilik jendela tersebut menjadi pintu angin yang menghamburkan kertas-kertas di mejaku. Danau yang membentang dengan jernihnya air terus memantulkan sinar matahari, tak ingin kalah bentangan kaca-kaca pada gedung belum sempurna itu terus bersaing dengan jernihnya air pada danau tersebut. Berterbangan di atas hundukkan-hundukkan awan putih yang membentuk berbagai binatang melengkapi rerimbunan pohon di hutan kota Unesa, menjadi penyejuk bagi udara lembab yang tak henti-hentinya menyelubungi langit Surabaya. Aku sedang berada di dalam gedung berlantai sembilan. Satu-satunya bangunan yang berdiri kokoh di almamaterku yang tak segan menandingi gedung-gedung pencakar langit di sekelilingn