Akhir workshop sudah di depan mata, tumpukkan kebosanan ini sudah waktunya ditumpahkan. Refreshing, kata itu yang terus menari-nari di dalam kelasku. Ya....memang sangat wajar, sejak awal maret hingga bulan ini kami tak henti-henti duduk menghadap laptop kami masing-masing. Inovasi-inovasi proses pembelajaran selalu dituntut muncul di tiap materi.
Angin meniup kencang membuka seragam putih hitam yang kami kenakan, ingin segera terjun ke kolam renang ataukah menajamkan adrenalin dengan rafting. Ya...kami sudah sangat rindu dengan "move" dan "fun", hanya itu yang mampu mengelupaskan kebosanan ini. Tidak mungkin juga kami harus memikul kebosanan untuk bertemu anak-anak luar biasa metropolitan Juli kelak.
Bisa-bisa kami jadi kambing congek di hadapan mereka, "anak metropolitan, bro," seru seorang teman sambil menikmati rokok.
"Tunggu aja panggilan Om...hehehe."
"Atau juga Mas," timpal teman-teman sambil asyik berirama dengan para musisi Jamrud.
Oke...oke... itulah yang sekarang kami rasakan, kami benar-benar butuh seorang peri yang mampu menyelamatkan kami dari jurang kebosanan ini. Apalagi aku, hemmmm....dua minggukebosanan sudah menghabisi semangatku menghadapi perangkat dan perangkat. Seolah sudah tidak ada perangkat di pikiranku, "Ah...malas," hanya kalimat itu yang selalu ku katakan ketika jam kerja mulai berdentum.
Kenapa sebelumnya aku meminta kedatangan seorang peri????
Ya...materi PTK (Penelitian Tindakan Kelas) masih menjadi tanggungan kami. Sekarang aku sudah sangat bosan, takutnya kebosanan ini semakin mengembang seperti kue tart di dapur toko roti belakang rumah. Semakin mengembang semakin bagus, itu jika untuk roti. Lah...kalo kebosanan??? semoga kawan-kawan bisa menjawabnya..:)
Jamrud....
Beberapa minggu yang menemani kebosananku, hari-hari lirik dan teriaknya menyemukan rasa bosanku.
Ya...sudah, ini PPG, aku, kami harus kuat....
"Berakit-berakit kita ke hulu, berenang kita ke tepian"
"Bersakit dahulu senang pun kan datang"
"Walau mati kemudian....."
Angin meniup kencang membuka seragam putih hitam yang kami kenakan, ingin segera terjun ke kolam renang ataukah menajamkan adrenalin dengan rafting. Ya...kami sudah sangat rindu dengan "move" dan "fun", hanya itu yang mampu mengelupaskan kebosanan ini. Tidak mungkin juga kami harus memikul kebosanan untuk bertemu anak-anak luar biasa metropolitan Juli kelak.
Bisa-bisa kami jadi kambing congek di hadapan mereka, "anak metropolitan, bro," seru seorang teman sambil menikmati rokok.
"Tunggu aja panggilan Om...hehehe."
"Atau juga Mas," timpal teman-teman sambil asyik berirama dengan para musisi Jamrud.
Oke...oke... itulah yang sekarang kami rasakan, kami benar-benar butuh seorang peri yang mampu menyelamatkan kami dari jurang kebosanan ini. Apalagi aku, hemmmm....dua minggukebosanan sudah menghabisi semangatku menghadapi perangkat dan perangkat. Seolah sudah tidak ada perangkat di pikiranku, "Ah...malas," hanya kalimat itu yang selalu ku katakan ketika jam kerja mulai berdentum.
Kenapa sebelumnya aku meminta kedatangan seorang peri????
Ya...materi PTK (Penelitian Tindakan Kelas) masih menjadi tanggungan kami. Sekarang aku sudah sangat bosan, takutnya kebosanan ini semakin mengembang seperti kue tart di dapur toko roti belakang rumah. Semakin mengembang semakin bagus, itu jika untuk roti. Lah...kalo kebosanan??? semoga kawan-kawan bisa menjawabnya..:)
Jamrud....
Beberapa minggu yang menemani kebosananku, hari-hari lirik dan teriaknya menyemukan rasa bosanku.
Ya...sudah, ini PPG, aku, kami harus kuat....
"Berakit-berakit kita ke hulu, berenang kita ke tepian"
"Bersakit dahulu senang pun kan datang"
"Walau mati kemudian....."
kisah perjalanan yang penuh dramatis smoga hasilnya pun sangat romantis dan harmonis,,,selalu adajalan yang terbaik jika kita mau berusaha,,,,,mari kitaselalu tetap semangat.
BalasHapus