Dentungan jantung
terdengar begitu menggemah seirama dengan lirihnya dentungan detik jam. 3
x 24 jam berlalu, embun mulai kembali menyapaku, dan aku kembali
menyapa mentari, bukan lagi mentari yang menyapaku. Tubuhku
melayang-layang lagi, kakiku terseok-seok, badan ceking, tak mampu
bersuara, hanya desiran nafas yang keluar dari mulutku. Berlinang
gumpalan air mata, menetes, mengalir melintasi tulang pipi.
Ketidaksengajaan itu menelusup ke dadamu, hingga menyesakkan helaian
nafasmu. Jurang sudah sangat dekat berada di hadapanku, sekali aku
menyangkal, jurang tersebut seketika akan melentingkanku. Untaian
nada-nada akan selalu menghiasi ketertaluan. Tidak ada yang tahu, karena
memang tidak ada yang tahu. Bukalah bibirmu untuk menebar senyuman di
sekelilingmu.
8 Januari 2013
8 Januari 2013
Komentar
Posting Komentar